Pengertian dari minyak bumi adalah bahan bakar fosil yang berbentuk cairan kental, berwarna coklat, atau kehijauan yang mudah terbakar. Minyak bumi merupakan sumber energi utama dalam kehidupan manusia. Sebagian besar penyusun minyak bumi adalah senyawa alkana. Minyak bumi terbentuk dan bahan renik yang tertimbun jutaan tahun yang lalu dengan tekanan dan suhu yang tinggi. Sisa-sisa tumbuhan dan hewan tertimbun dalam kerak bumi, tekanan yang hebat dari timbunan itu dan suhu yang sangat ekstrem selama jutaan tahun membuat semuanya mencair dan terbentuklah minyak bumi. Lamanya pembentukan minyak bumi inilah yang menjadikan minyak bumi dikatakan sebagai sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui.
MANFAAT MINYAK BUMI
1. Pada awal revolusi industri, minyak bumi dan bahan bakar fossil digunakan pada hampir semua mesin uap.
Sejak revolusi industri, perkembangan yang sangat pesat dalam dunia industri ini berdasarkan pada mesin-mesin uap. Dari pembangkit listrik, hingga lokomotif menggunakan mesin uap sebagai penggeraknya.
Oleh karena itu penggunaan bahan bakar batu bara dan minyak bumi mendominasi mesin-mesin uap. Bahkan hingga saat ini.
2. Dapat digunakan sebagai bahan bakar berbagai industri.
Berbagai macam industri, masih mengandalkan bahan bakar fosil sebagai sumber utama energinya. Mesin-mesin yang membutuhkan energi listrik dalam skala besar tersebut digerakkan oleh pembakaran minyak bumi.
Minyak bumi ialah sumber energi yang mudah untuk digunakan dan telah tersedia. Alasan inilah yang membuat hampir semua industri akan bergantung kepada minyak bumi.
3. Bahan bakar utama transportasi
Hingga saat ini, bahan bakar untuk alat transportasi masih didominasi oleh bahan bakar minyak (bbm). Walaupun telah banyak sumber bahan bakar terbarukan seperti bio-etanol dan bio-disel, tetapi mesin-mesin transportasi yang dikembangkan hingga saat ini masih menggunakan bahan bakar fosil.
Sehingga perubahan total kepada penggunaan bio-etanol dan bio-disel belum bisa sepenuhnya dilakukan.
4. Gas Alam (LNG dan LPG) digunakan sebagai pemanas air.
Gas alam banyak digunakan di negara-negara empat musim sebagai pemanas air. Energi yang dimiliki oleh gas alam lebih efisien dan mampu menghasilkan panas lebih tinggi dibandingkan batu bara dan petrolium.
Oleh karena sifatnya yang mempu menghasilkan panas pembakaran yang tinggi, gas alam digunakan sebagai bahan bakar pemanas air di negara-negara empat musim.
5. Dapat diolah menjadi berbagai macam bahan kimia berguna (Aspal, busa, pvc, dll)
Selain diolah menjadi bahan bakar gas dan bahan bakar minyak (bbm), bahan bakar fosil juga diolah untuk produksi berbagai bahan kimia yang bermanfaat. Aspal merupakan produk sampingan yang dihasilkan dari pengolahan minyak bumi.
Busa dan plastik pada awalnya hanya dapat diproduksi dari limbah sampingan minyak bumi, namun saat ini telah dikembangkan produksi plastik dan busa dari serat-serat alam. Berbagai bahan lainnya seperti lilin, pvc, oli dan kerosin juga merupakan bahan kimia sampingan dari minyak bumi.
SEJARAH TAMBANG MINYAK BUMI DI INDONESIA
Bersumber dari Ensiklopedia Britannica, minyak bumi diperkirakan pertama kali ditemukan pada 5000 tahun SM oleh bangsa Asyiria, Sumeria, dan Babilonia kuno. Cara mendapatkan minyak bumi tersebut tidak dilakukan dengan cara pemboran yang sama dengan era saat ini, akan tetapi bangsa-bangsa tersebut memperoleh minyak bumi dengan mengambilnya di permukaan bumi karena minyak bumi tersebut merembes sampai ke permukaan. Bangsa-bangsa tersebut memanfaatkan minyak bumi sebagai obat luka, pencahar, atau pembasmi kutu.
Bagaimana di indonesia ?
Menurut cerita lama, pada abad VIII orang-orang Indonesia yang berdiam disekitar Selat Sumatra telah mengenal minyak bumi dan memamfaatkannya sebagai alat pembakar dalam pertempuran di laut. Pada abad XVI, armada laut Aceh dapat mengalahkan armada laut Portugis yang saat itu dipimpin oleh Alfonso D' Albuquerque dengan menggunakan bola api yang dilemparkan dari kapal-kapal perang Aceh. Pada waktu itu minyak yang digunakan adalah minyak bumi yang merembes keluar ke permukaan bumi.
Pada zaman penjajahan Belanda sejak tahun 1871 orang-orang Belanda telah berusaha untuk mendapatkan minyak bumi dengan melakukan pemboran di daerah-daerah rembesan minyak bumi untuk diolah menjadi minyak lampu. Pada tahun 1883, A.J.Zylker seorang penanam tembakau Belanda berhasil melakukan pemboran minyak bumi yang pertama didekat Pangkalan Brandan pada kedalaman 400 kaki. Pada waktu yang hampir sama telah pula ditemukan minyak bumi di tempat lain di Indonesia, seperti di desa Ledok Jawa Tengah, Di desa Minyak Hitam di daerah Muara Enim dan Riawa Kiwa dekat Sangasana di Kalimantan Timur.
Penemuan minyak bumi di Indonesia tentu mengakibatkan tumbuhnya banyak perusahaan minyak asing, dimana pada akhir abad XIX lebih dari 18 perusahaan asing secara aktif mengusahakan sumber-sumber minyak bumi di Indonesia. Karean usaha eksplorasi dan kekuatan finansial, maka Royal Dutch Company ( yang mengambil alih konsesi Zylker) dapat menyisihkan perusahaan-perusahaan yang ada pada waktu itu. Dalam tahun 1907, Royal Dutch Company bergabung dengan Shell Transport and Trading Company dan perusahaan yang beroperasi dari kelompok Royal Dutch Shell di Indonesia adalah Batsaafche Petruleum Maatschappy ( BPM ), dan merupakan satu satunya perusahaan yang beroperasi sampai tahun 1991. Pada tahun 1912, Standard Vacum Oil, suatu anak perusahaan dari Standard Oil ( New Jersey ) dan Vacum Oil Company mulai beroperasi di Indonesia. Untuk menghadapi saingan dari Standard Oil, maka pada tahun 1930 oleh pemerintah Kolonial Hindia Belanda dan BPM dibentuk sebuah perusahaan campuran yaitu, NV. Nederlandsche Indische Aardolie Maatshappy ( NIAM ). pada tahun 1931 caltex, sebuah anak perusahaan Standard Oil of California and Texas Company mulai beroperasi di Indonesia. Kemudian pada tahun 1935 dibentuk perusahaan minyak bernama Nederlansche Nieuw Guinea Petroleum Maatschappy ( NNGPM ) untuk mengeksploitasi bagian barat Irian Jaya, dengan sahamnya dari Royal Dutch Shell. Stanvac dan Caltex. Kilang minyak yang ada sebelum perang dunia ke II ada 6 buah yaitu di Plaju (BPM), sungai Gerong ( STANVAC), Balikpapan (BPM), Wonokromo (BPM) dan Pangkalan Brandan (BPM).
Dengan pecahnya perang dunia ke II, karena serbuan bala tentara Jepang ke Indonesia, maka sebagian besar instalasi-instalasi minyak hancur terutama di Pangkalan Brandan, karena politik bumi hangus pemerintah Hindia Belanda. Dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, satu-satunya lapangan minyak yang dapat dikuasai oleh pejuang-pejuang kemerdekaan Indonesia adalah lapangan minyak bumi disekitar Pangkalan Brandan dan daerah Aceh, bekas milik Shell-BPM , yang selanjutnya merupakan Perusahaan Minyak Indonesia yang pertama dan diberi nama Perusahaan Tambang Minyak Negara Republik Indonesia ( PTMNRI ). BPM berhasil meneruskan produksi minyaknya di Tarakan pada tahun 1946 meneruskan produksinya di Tarakan pada Tahun 1945, dan pada tahun 1946 meneruskan produksinya di Kalimantan dan mengaktifkan kembali sebagian kilang minyaknya di Balikpapan. Dalam bulan Oktober 1946 Kilang Plaju dan Sungai Gerong masing-masing dikembalikan kepada BPM dan STANVAC untuk rekonstruksi. Di Jawa Tengah BPM tidak berhasil kembali kelapangan Kawengan dan kilang minyak Cepu, karena lapangan dan kilang telah dikuasai oleh koperasi buruh minyak yang kemudian menjadi perusahaan negara PERMIGAN.
Karena PTMNRI sesudah selesainya perjuangan fisik di tahun 1950 belum nampak usaha-usaha pembangunannya, maka pada bulan April 1954 PTMNRI diubah menjadi Tambang Minyak Sumatra Utara (TMSU). Tindakan ini ternyata juga tidak ada mamfaatnya, sehingga pada tanggal 10 Desember 1957 diubah menjadi PT PERMINA. setelah kira-kira tiga setengah tahun, maka pada tanggal 1 Juli 1961 statusnya diubah menjadi Perusahaan Negara Pertambangan Minyak Nasional (PN PERMINA).
Pertamina
Dengan penyerahan kedaulatan oleh Pemerintah Kolonial Belanda kepada Republik Indonesia, maka status NV NIAM pada tanggal 1 Januari 1959 diubah menjadi PT Pertambangan Minyak Indonesia (PT PERMINDO). Karena jangka waktu berdirinya NV NIAM hanya sampai tanggal 31 Desember 1960, maka pada bulan Februari 1961 didirikan perusahaan Negara Minyak Indonesia ( PT PERTAMIN ) dan untuk melancarkan usaha tersebut PN PERTAMIN ditunjuk sebagai satu-satunya distributor minyak didalam negeri dan bertanggung jawab atas penyediaan minyak bagi ABRI. Akhirnya untuk mempertegas struktur kerja dan prosedur kerja demi memperlancar usaha peningkatan produksi minyak dan gas bumi pada tanggal 20 Agustus 1968 PN PERMIN DAN PN PERTAMIN dilebur menjadi PN PERTAMBANGAN MINYAK BUMI dan GAS BUMI NASIONAL ( PN PERTAMINA ).
DAERAH TAMBANG MINYAK BUMI DI INDONESIA
1. Baho, Papua.
2. Cepu, Jawa Tengah.
3. Delta Sungai Brantas, Jawa Timur.
4. Dumai, Riau.
5. Kembatin, Kalimantan Tengah.
6. Kepulauan Natuna, Riau.
7. Klamono, Papua.
8. Lhokseumawe, Aceh.
9. Majalengka, Jawa Barat.
10. Peureulak, Aceh.
11. Tanjungpura, Sumatera Utara.
12. Plaju, Sumatera Selatan.
13. Pulau Bunyu, Kalimantan Timur.
14. Pulau Seram, Maluku.
15. Pulau Tarakan, Kalimantan Timur.
16. Pulau Tenggara, Maluku.
17. Sorolangun, Jambi.
18. Sorong, Papua.
19. Sungai Gerong, Sumatera Selatan.
20. Sungai Mahakam, Kalimantan Timur.
21. Sungai Paking, Riau.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar